
Lampung Selatan.jc
Suasana Pasar Murah Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan di Desa Banding, Kecamatan Rajabasa, Kamis 30 Oktober 2025, mendadak ricuh. Sebuah video berdurasi 14 detik yang beredar luas di media sosial dan grup-grup WhatsApp memperlihatkan seorang lansia yang diduga tokoh adat setempat tampak marah dan berteriak di lokasi kegiatan. Beberapa orang terlihat mencoba menenangkannya.
Kejadian ini sontak memantik pertanyaan publik: apa yang sebenarnya terjadi dalam kegiatan yang sejatinya digelar untuk membantu meringankan beban masyarakat di tengah melonjaknya harga kebutuhan pokok?
Pasar murah yang semestinya menjadi sarana Pemkab Lampung Selatan menyalurkan bahan kebutuhan dengan harga terjangkau, justru berubah menjadi tontonan yang kurang elok di mata masyarakat.
JcNews.id mencoba mengonfirmasi insiden tersebut kepada Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Selatan, Hendra Jaya. Namun, yang bersangkutan hanya menanggapi singkat dengan menyebut sedang menghadiri tahlilan, sembari mengirimkan foto kegiatan tersebut.
Sementara itu, Camat Rajabasa Firdaus juga belum memberikan keterangan, dengan alasan masih menerima tamu di rumahnya. Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak pemerintah daerah terkait penyebab keributan dalam acara yang dihadiri sejumlah pejabat, di antaranya unsur kepolisian, TNI, serta warga setempat itu.
Pasar murah ini sendiri merupakan agenda rutin Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan yang digelar bergilir di 17 kecamatan. Namun, insiden di Rajabasa ini menimbulkan catatan serius: kegiatan sosial pemerintah tak cukup hanya berjalan seremonial, tetapi juga harus memastikan pelaksanaannya tertib, transparan, dan benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat bawah — bukan justru menimbulkan kegaduhan baru.
Apalagi, kejadian seperti ini berpotensi mencoreng citra pemerintah daerah yang tengah gencar membangun citra pelayanan publik yang humanis dan berpihak pada rakyat kecil.(Timl)
